Standari Pengelasan
Pengelasan adalah salah satu proses yang memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produk logam. Dalam pembangunan gedung atau pembangunan pabrik hampir tidak mungkin tanpa melibatkan unsur pengelasan. Di dunia indutri sudah banyak digunakan teknik pengelasan secara luas pada penyambungan logam ataupun non logam bahan konstruksi bangunan baja atau konstruksi mesin. Penggunaan teknologi yang luas disebabkan oleh bangunan dan mesin yang jika dibuat dengan teknik penyambungan maka menjadi ringan dan lebih sederhana baik dalam proses pembuatan, perawatan amaupun perbaikan. Raung lingkup penggunaan teknik pengelasan pada bidang konstruksi sangat luas, misalnya di bidang perkapalan, rangka baja, pipa saluran jembatan, dan lain sebagainya. Selain pada bidang konstruksi, proses las juga dipergunakan untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada pmesin –mesin dan perkakas, mempertebal bagian mesin atau logam yang aus dan masih banyak lagi.
Proses las bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi sarana sarana agar hasil kontruksi maksimal dan lebih bagus. Maka dari itu rancangan las harus memperhatikan kesesuian sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las. Dengan menggunakan proses pengelasan diharapkan efisiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan energi dan penghematan tenaga sejauh mungkin. Kualitas hasil pengelasan dipengaruhi oleh proses pengerjaan dan juga dipengaruhi persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan (proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas). Persiapan pemgelasan salah satunya adalah penyiapan material harus disesuaikan dengan gambar rencana kerja yang digunakan atau WPS (Welding Procedure Specification). WPS adalah prosedur standar persiapan material yang dirancang sedemikian rupa melalui pengujian-pengujian di laboratorium dan dilas oleh juru las yang profesional. WPS ini erat kaitannya dengan cacat las, arus listrik, ketangguhan, serta retak yang pada umumnya mempunyai pengaruh yang fatal terhadap keamanan dari material yang dilas. Sehingga agar hasil pengelasan yang baik dan berkualitas maka harus diperhatikan sifat-sifat bahan nkerja yang akan dilas. Tujuannya adanya standar pengelasan tau WPS adalah membentuk dan memperluas lingkup pemakaian sambungan las. Sedangkan perlu dilakukan pengujian terhadap terhadap benda uji hasil pengelasan untuk mengetahui pengaruh hasil pengelasan frekuensi tinggi pada pipa baja terhadap uji kekerasan, struktur mikro dan uji tarik dari pengelasan.