Pengelasan Lawan / Back Chipping

Back Chipping adalah proses pengelasan bagian belakang setelah las utama dengan tujuan agar penembusan las dapat tercapai dan merata / terisi semua (Full Complete Penetration) sehingga sambungan las benar – benar kuat.

Suatu hal yang umum terjadi pada akar dari sambungan las adalah timbulnya cacat yang dikarenakan penembusan yang kurang atau pendinginan yang cepat. Untuk memperbaiki hal ini maka cacat – cacat tersebut harus dibuang lalu kemudian dilakukan pengelasan lawan. Pembuangan dan pembersihan terak ini merupakan persiapan bagi pengelasan lawan. Dengan dilakukan back chipping maka akan menghasilkan daerah HAZ (heat effected zone) yang lebih besar, sehingga mempengaruhi sifat mekanik logam dan struktur mikro dari logam.

Pada pengelasan, tegangan sisa dapat diartikan tegangan dalam yang tersimpan (yang terjadi) setelah proses pengelasan dan pada waktu tertentu akan hilang dengan sendirinya bersamaan dengan rusaknya benda kerja. Tegangan yang terjadi sangat mempengaruhi sifat dan kekuatan dari  sambungan las karena tegangan ini akan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk bahan atau terjadinya pergeseran sambungan las (distorsi) yangnantinya akan mengurangi kekuatan dari sambungan las  itu sendiri. Pada sambungan las yang menggunakan kampuh V tunggal yang dilakukan back chipping mempunyai tegangan sisa yang cukup besar dari pada tanpa dilakukan back chipping yang dikarenakan banyaknya panas yang diterima dan tidak merata sehingga beban yang diterima juga besar. Sedangkan dilakukan back chipping adalah pengelasan lawan (proses las bagian belakang setelah las utama) dengan tujuan agar penembusan las dapat tercapai dan merata/terisi semua (Full Complete Penetration) sehingga sambungan las benar-benar kuat. Adapun usaha untuk mengurangi tegangan sisa pada logam yang dilas adalah dengan melakukan proses perlakuan panas pasca las (post weld Heat Treatment) yang disebut Stress Reliefing Annealing.

Teknik dan prosedur pengelasan yang tidak baik menimbulkan cacat pada hasil pengelasan yang menyebabkan diskontinuitas dalam las. Cacat yang sering dijumpai salah satunya yaitu peleburan berlebihan, yaitu terjadinya alur pada logam induk dan dekat ujung kaki las yang tidak terisi oleh logam las. Arus listrik dan panjang busur nyala yang berlebihan dapat menimbulkan alur pada logam induk. Cacat ini mudah terlihat dan dapat diperbaiki dengan memberi las tambahan.

Pembuangan dan pembersihan terak sebelum melakukan las lawan atau back chipping dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, pemotongan dengan busur dan udara, pemotongan dengan gas dan pemotongan dengan mesin atau gerinda.  Agar pengelasan lawan hasilnya baik, maka perlu diadakan pemeriksaan terhadap bentuk alur baik dengan mata atau dengan mengukur.

Cara pembersihan atau persiapan dengan mesin biasanya hanya digunakan pada pelat yang tebal sekali seperti pada ketel dan bejana nuklir. Untuk pelat tipis pembersihan dan persiapannya cukup dengan gerinda saja. Dalam pengelasan selalu  terjadi cacat las. Karena itu seorang sarjana ahli las harus menguasai  sepenuhnya tentang sebab-sebab cacat dan kemudian menentukan usaha-usaha penghindarannya.

Recent Posts