Cara Menyalakan Kawat las
Pada dunia las setiap jenis pengelasan memiliki teknik ternsendiri dari sebelum, proses dan setelah pengelasan. Untuk las tungsten, ada tiga cara untuk menyalakan kawat las tungsten yaitu terdiri dari dengan cara tegangan tinggi, dengan cara sentuhan, dan juga dengan cara frekuensi tinggi.
- Penyalaan dengan teknik sentuhan. Jika menggunakan teknik dengan sentuhan adalah teknik dengan cara menjatuhkan kawat las sekitar 3 mm dari permukaan plat yang akan disambung. Kemudian setelah beberapa detik ketika busur stabil, mendekatkan busur ke arah benda kerja yang akan dilas dengan jarak sekitar 0,8 – 2,4 mm. Jangan lekatkan kawat las pada benda kerja karena mengakibatkan kontaminasi pada kawat las yang bersangkutan dan mempengaruhi hasil pengelasan.
- Penyalaan dengan teknik frekuensi tinggi. Jika penyalaan dengan teknik dengan frekuensi tinggi adalah dilakukan dengan menempatkan nozzle. Pada posisi kawat las dan nozzle yang seperti ini kontaktor tangan dapat dinyalakan on untuk mendapatkan busur nyala. Dan untuk penyalaan sistem ini terdapat cara lain yaitu dengan mengayunkan melingkar kawat las ke arah vertikal. Kemudian akan terjadi loncatan frekuensi tinggi yang akan membentuk busur ketika sesaat kawat las mendekati permukaan benda kerja. Ketika menggunakan arus DC frekuensi tinggi akan mati secara otomatis begitu nyala kawat las stabil, namun jika menggunakan arus AC frekuensi ini akan tetap ada.
- penyalaan dengan teknik tegangan tinggi. Cara penyalaan dengan tegangan tinggi ini hampir sama dengan frekuensi tinggi. Saat kontaktor dinyalakan on maka tegangan tinggi akan dan menyebabkan lompatan busur untuk membentuk busur nyala. Kemudian setelah busur nyala stabil, tegangan tinggi akan mati secara otomatis. Ketika menggunakan arus AC, pada ujung kawat las harus terbentuk bola. Bentuk ini dapat dibuat dengan cara mengayunkan busur nyala pada sepotong tembaga yang bersih dengan ukuran 2x50x50 mm. Dengan cara pengayunan akan membentuk bola pada ujung kawat las tungsten tanpa berkontaminasi dengan tembaga, karena tembaga sulit untuk mencair dan tidak akan terjadi kontaminasi meskipun kawat las itu lekat pada tembaga. Sehingga lempengan ini harus tetap tersedia pada meja las sebagai bagian dari perlengkapan las gas tungsten.
Recent Posts